HGN Ke 78: MAN Lombok Barat Warnai Aneka Lomba
 |
| Kepala MAN Lobar, H Abdul Azis Faradi, Saat Penyerahan Penghargaan |
LOMBOK BARAT , _ Puncak Peringatan Hari Guru Nasional (HGN) ke 78 yang diselenggarakan MAN Lombok Barat (Lobar), Sabtu (25/11), diwarnai aneka perlombaan. Salah satunya Lombok Cipta Puisi yang diikuti seluruh pelajar di madrasah tersebut.
Dalam lomba ini, pihak panitia mengumpulkan sebanyak 100 lembar puisi. Untuk pemenangnya, didominasi para Siswi MAN Lobar. Uniknya lagi, madrasah juga mengadakan Lomba Guru Idola, dengan melibatkan 489 pelajar sebagai Responden.
"Jadi mereka ini akan memilih guru Idola I, Guru Idola II, dan Guru Idola III. Jadi dua Lomba ini masuk dalam Pra Puncak Peringatan HGN tahun ini," ungkap Waka Humas, Sahimi, yang juga merangkap Ketua Panitia HGN yang diselenggarakan MAN Lobar.
Sedangkan di puncak acara, pihaknya mengadakan kegiatan upacara dan lomba Nasi Tumpeng yang diikuti oleh perwakilan pelajar dari delapan kelas. Kriteria penilaian dalam perlombaan ini kata Suhaimi, berkaitan dengan rasa dan kreasi yang disesuaikan dengan tema HGN. Yakni 'Guru Pembelajar, Bahagia Mengajar'.
"Motivasi HGN tahun ini, mungkin bisa menjadi inpirasi para guru, dalam mentransfer materi pelajaran di lingkungan madrasah pada khususnya," harapnya.
Sementara itu, Kepala MAN Lobar, H Abdul Azis Faradi menjelaskan, Peringatan HGN tahun ini, merupakan kilas balik bagaimana guru dan perjuangan nya dengan semangat dan motivasi yang luar biasa, untuk menjadikan anak didik agar menjadi generasi harapan masa depan.
Di sisi lain, target pemerintah untuk mewujudkan Generasi Emas (Golden Age) di Tahun 2045, tentu menjadi tantangan di tengah perkembangan zaman dan era transformasi, serta informasi digital.
Karenanya, ia mendorong agar para guru dapat transformatif dan mampu berkolaborasi dengan situasi global yang semakin maju.
"Guru harus menyikapi kemajuan zaman dengan sikap Arif dan bijak serta banyak bersabar. Dengan menanamkan nilai-nilai akhlak dan kepribadian yang baik terhadap peserta didik yang masuk era Gen Z," tuturnya.
Guru menurutnya, harus mampu berinovasi dan berkreasi untuk mengembangkan metodenya serta menemukan hal-hal baru untuk pembelajaran, melalui berbagai macam fitur dan aplikasi online. Seperti e-Book dan e-Learning.
Sebaliknya, dalam proses mengajar, guru tidak harus memaksa siswa dan siswi menjadi yang terpintar. Namun dengan iringan doa dan motivasi serta evaluasi, guru dapat menjadi tauladan dan mampu membawa keberkahan, serta melahirkan generasi muda yang menyayangi gurunya.
Hal Ini kata dia, sesuai dengan amanah Kementerian Agama (Kemenag), dimana mengutip pesan Ki Hajar Dewantara yang berbunyi, 'Ing Ngarsa Sung Tulada, lng Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani'.
"Artinya, Guru adalah mereka yang terus memberikan keteladanan di depan, menciptakan prakarsa dalam kebersamaan, dan memotivasi untuk terus berprestasi," ulasnya mengutip sambutan Kemenag RI.
"Guru adalah pelita dan cahaya di tengah kegelapan malam. Guru ini adalah Agen of Change, yang bisa membawa perubahan, menjadikan peserta didik menjadi anak yang cerdas secara intelektual, untuk melahirkan 'Golden Age'," bebernya.
Ada empat hal penting yang ia tanamkan di MAN Lobar. Pertama, bagaimana para peserta didik menjadi penuntut ilmu, kedua menjadi pendengar majelis ilmu, ketiga menjadi peserta didik yang terus berusaha mencari ilmu dan terakhir, dapat menghargai ilmu yang diberikan para guru.
"Semoga di Puncak HGN ini, guru-guru dapat tabah dan sabar serta profesional menghadapi tantangan permasalahan anak. Jangan sampai seperti di beberapa tempat, banyak guru yang dizolimi. Itu tidak boleh terjadi," singgungnya.
"Guru ini sebenarnya orang biasa, akan tetapi dapat menjadi insan yang luar biasa jika mampu melahirkan anak-anak yang luar biasa pula. Sehingga guru akan selalu dikenang dalam situasi apapun," pesannya.(gl 02)
Posting Komentar